🔵 MENJAWAB PERTANYA ORANG2 AWAM TERHADAP FIQIH
Part 3
👉🏻 Tuduhan ke 3
💥 Fiqih Mengurusi Masalah Yang Remeh
Ada sebagian kalangan, baik orang awam maupun sebagian dari aktifis dakwah, ustadz dan penceramah yang berpandangan bahwa ilmu fiqih itu hanya mengurus masalah remeh-temeh dan amat sederhana. Sehingga tidak perlu diberi porsi yang terlalu besar dalam kajian dan skala prioritas.
Menurut mereka ada prioritas yang lebih penting dari sekedar belajar fiqih, seperti masalah besar umat Islam. Di antara kita perlu memikirikan masalah Palestina dan Suriah. Demikian juga memikirkan untuk bagaimana menangkal aliran-aliran sesat seperti syiah dan sebagainya. Umat juga berhadapan dengan perang pemikiran atau yang disebut dengan Al-Ghazwul Fikri.
🔹Jawaban
Memang kesan semacam itu sering ditemukan baik dalam pemikiran orang-orang awam seperti kita, bahkan juga dalam dimensi padangan para tokoh agama. Kesannya ilmu fiqih itu hanya urusan air dua qullah, najis dan hal-hal yang terkait dengan kamar mandi saja.
Cara pandang seperti ini memang tidak bisa kita salahkan sepenuhnya. Sebab ilmu fiqih itu memang mencakup semua aspek kehidupan. Istilah kerennnya adalah yatanawalu mazhahirah hayati jami'an. Jadi fiqih itu diterapkan dari ursan kamar mandi sampai gedung istana ( daulah ), Tapi kalau kita buat urut-urutannya, biasanya memang kita mulai dari Bab Thaharah.
Kenapa?
Karena syarat yang paling utama seseorang bisa diterima shalatnya memang harus suci terlebih dahulu. Jadi mau tidak mau thaharah harus dibahas terlebih dahulu.
Adapun urusan jihad di Palestina dan Suriah, jangan dikira fiqih tidak membahasnya.
Bab-bab terkait dengan masalah jihad tentu ada babnya juga. Namun dari segi urut-urutannya, bab-bab jihad itu terdapat di bagian-bagian akhir dari kitab fiqih.
Dan kalau kita bicara tentang proses hisab nanti di alam akhirat, yang ditanya pertama kali juga bukan apakah anda pernah angkat senjata ke Palestina, berapa rupiah yang Anda donasikan untuk membantu saudara-saudara kita di berbagai negeri lain itu. Yang ditanya malaikat pertama kali adalah masalah shalat. Jihad ditanya belakangan.
Wajar kita bicara masalah thaharah dan shalat dulu dari pada jihad. Buat apa kita jihad angkat senjata kalau shalat kita malah tidak sah, karena tidak memenuhi syarat dan rukunnya?
Begitu juga puasa kita tidak sah, zakat kita tidak sah dan seterusnya, kalo kita tidak tau ilmunya.
Getol menyuarakan tegaknya syariat islam, tapi buta akan fiqih??
Yg namanya syariat islam itu ga jauh dari ilmu fiqih, dan hanya org pandai ilmu fiqih lah tentunya yg bisa mengaplikasikan tegaknya syariat islam.
Bingung juga kita kalo melihat ada kalangan tertentu yg getol sekali menyuarakan tegaknya syariat islam di indonesia ini, tapi mereka terkesan meremehkan ilmu fiqih.
Mereka menganggap bahwa fiqih itu tidak penting dan fiqih itu belajarnya belakangan, yg penting aqidah dan tauhid dulu.
Padahal mereka getol menyuarakan syariat islam yg pada dasarnya mengandung sebagian besar fiqih. Mereka juga lantang teriak untuk berjihad, yg pada dasarnya jihad itu juga bagian dari ilmu fiqih.
Fiqih itu terbagi dua yaitu :
1. Fiqih ibadah dimana yg mengurusi masalah sholat, puasa, zakat dan haji. Sebagaiaman yg kita kenal dgn rukun islam.
2. Fiqih muamalah
Nah dalam fiqih muamalah ini mencangkup luas sekali, yaitu ada jual beli, pernikahan, waris, halal haram makanan, jinayat, jihad dan sampai bernegara.
Fiqih itu mencangkup seluruh aspek kehidupan.
Yg menjabarkan alquran dan hadis secara rinci dan jelas ya fiqih itu sendiri.
Tidak mungkin kita bisa mempelajari alquran dan hadis tanpa perantara ilmu fiqih, yg sudah dibangun oleh ulama2 fiqih dari sekelas sahabat, tabiin dan tabiut tabiin melalui kitab2 fiqih yg muktamad.
Maka kalau ada orang bilang tinggalkan fiqih, karena cuma mengurusi masalah yang remeh-remeh saja, maka kita jawab siapa bilang fiqih itu remeh.
Justru yg berkata seperti itu adalah mereka yg dangkal dalam masalah keilmuan fiqih, yg bisanya hanya taklid buta, dan fanatik terhadap golongan.
Waallahualam..
#Sekolah Fiqih
Ustad Ahmad Sarwat.Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar