ad#2

Sabtu, 04 Juni 2016

Menentukan Awal Ramadhan part3

💥 Menentukan Awal Ramadhan part3

🔹1. Domain Negara

Segala macam khilaf dlm penetuan awal ramadhan tidak akan pernah ada jalan keluar, selama tidak ada satu pihak yg diakui bersama dan di taati. Dalam sejarah islam, pihak itu adalah as-Sultan yaitu penguasa.

Tugas penguasa adalah sebagai penengah yg berwenang untuk menetapkan jatuhnya awal ramadhan. Walaupun banyak perbedaan didalamnya, namun kata akhir kembali kepada penguasa.

Dalilnya adalah apa yg terjadi di masa Nabi saw, meski ada yg melihat hilal, tetapi dia tidak boleh menjadi penentu keputusan atas ketetapan awal ramadhan. Dia harus melapor kepada Nabo saw, lalu Nabi saw memutuskan.

Bukan semata2 beliau seorang Nabi saw yg mendapat wahyu, malainkan dalam kapasitas beliau sebagai kepala negara dan penguasa yg sah.

Kalo sebagai Nabi, tentu beliau tidak perlu menunggu laporan dari para sahabat untuk melihat hilal. Cukup beliau bertanya saja kepada malaikat jibril, atau bertanya langsung kepada Allah ttg kapan masuknya Ramadhan, pasti bisa dgn mudah jawabannya.

Namun kedudukan Nabi saw dalam hal ini memang bukan sebagai Nabi melainkan sebagai kepala negara. Begitulah beliau mencontohkan kepada kita, bahwa mekanisme penetapan bulan ramadhan itu harus lewat proses ketetapan kepala negara.

Tidak mentang2 ada seorang yg melihat hilal, lantas ia memutuskan sendiri kapan mulainya ramadhan. Ia datang dulu kepada Nabi saw untuk menyampaikan laporan atas terlihatnya hilal.

Dan laporan itu diterima atau ditolak, maka itu semua wewenang Nabi saw dalam memutuskan.

" seorang arabi dtg kepada Nabi saw dan melapor, :
' aku telah melihat hilal'
Rosulullah bertanya :
' apakah kamu bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan bahwa muhammad utusanNya ?'
Dia menjawab :
' ya '
Nabi berkata :
' bilal, umumkan kepada orang2 untuk mulai berpuasa besok "
( HR.Tarmizy dan Nasa'i )


🔹2. Contoh di Masa Sahabat

Demikian juga dimasa2 berikutnya. Semua orang yg merasa melihat hilal ramadhan, berkewajiban melapor kepada amirul mukminin. Lalu amir akan memutuskan kapan jatuhnya satu ramadhan.

Boleh jadi sebuah laporan diterima dan boleh jadi ditolak dgn berbagai pertimbangan.

Dan itulah yg terjadi selama kurun waktu 14 abad ini. Umat islam di seluruj dunia mengacu kepada penguasa tatkala memulai awal ramadhan. Merkea tidak puasa sendiri2 atau berdasarkan kelompok2 kecil.

🔹3. Tetap Ikut Negara Meskipun Bermusuhan.

Di saudi arabi, ada begitu banyak kelompok yg memsuhi negara dan pemerintahan. Dan tidak sedikit dari kelompok itu yg dikejar2 dan ditangkapi oleh pemerintah. Sebagian mereka dipenjara dan tidak sedikit yg mengalami tekanan dan siksaan serta hukuman mati.

Bahkan kelompok Al-Qaidah juga diperangi oleh kerajaan, dan sebagai balasannya tidak sedikit dari tokoh2 mereka yg melakukan makar, sampai menjatuhkan vonis kafir kepada para penguasa di saudi arabia.

Namun tidak ada satupun dari kelompok2 itu yg berinisiatif untuk puasa sendiri dgn berbeda dgn apa yg telah ditetapkan oleh pemerintah. Urusan mereka bermusuhan dgn pemerintah adalah satu hal, tetapi urusan berpuasa tidak pernah dibawa2 kemasalah politik.

Begitu juga dgn rakyat mesir. Sepanjang sejarah pergerakan, mesir termasuk negara yg paling sering bergejolak. Ada begitu banyak kelompok yg anti pemerintah di mesir, sehingga tidak sedikit dari mereka yg ditangkapin.

Bahkan ada kelompok yg memvonis kafir kepada pemerintah mesir, seperti jamaah takfir wal jihad.

Namun kita tidak pernah mendengar ada kelompok yg berpuasa sendirian dan berbeda dgn apa yg telah ditetapkan pemerintah. Padahal ada dari mereka yg mengkafirkan pemerintah.

Memulai puasa dgn cara berbeda dgn pemerintah itu hanyalah cerita yg terjadi satu2nya di dunia ini adalah indonesia.

Karena masih ada aja pihak2 tertentu yg merasa dirinya atau kelompoknya berhak untuk memutuskan sendiri ketetapan awal ramadhan dan awal syawal.

Sikap seperi ini sebenarnya kurang dilandasi dgn dalil2 yg bisa diandalkan. Sebab semua dalil baik dari Alquran dan Sunnah menunjukan satu hal yg sama dan telah disepakati sejak 14 abad, yaitu wewenang penguasa 100%.


🔹4. Wajib Di ikuti Meski Ternyata Salah

Bahkan meskipun terbukti pada akhirnya apa yg diputuskan oleh penguasa itu salah, lantas kemudian dikoreksi ulang. Hal itu pernah terjadu di zaman Nabi saw.

Dari abu umair bin anas, telah menceritakan kepadaku kebanyakan para sahabat anshar berkata :
" hilal bulan syawal telah tertutup awan, maka kami pun berpuasa, lalu serombongan pengendara diakhir siang datang sambil bersaksi dihadapan Nabi saw, bahwa kemarin mereka telah menyaksikan hilal, kemudian Nabi saw menyuruh orang2 berbuka dihari itu, dan agar diesok hari mereka keluar untuk berhari raya."
( HR. Ahmad )


🔹5. Berpuasa Dan Berlebaran Bersama-Sama.

" hari puasa adalah hari dimana semua kalian berpuasa. Hari berbuka adalah hari dimana semua kalian berbuka. Dan hari adha adalah hari dimana kalian beridul adha "
( HR.At-Tarmizy )

Para ahli imu sepakat bahwa pengertian hadis ini menetapkan bahwa tidak boleh seseorang melawan arus sendirian dalam menetapkan awal Ramadhan dan Syawal.
Dia tidak dibenarkan berijtihad sendirian atau kelompok, sementara orang2 tidak melakukannya.

Namun kecendrungan yg sering ditemukan adalah kalangan atau kelompok yg bersemangat menjalankan agama, justru semakin berbeda dgn masyarakat, malah semakin dikejar dan dijadikan pilihan utama.

Sehingga ada kesan, yg penting berbeda, unik dan tidak sama dgn khalayak ramai.

Padahal sikap2 seperti ini justru tidak dibenarkan menurut pandangan syariah. Berpuasa sendirian mendahului khlayak, atau berlebaran sendirian mendahului khlayak ramai adalah tindakan ilegal.


Wallahualam...
Finis..

Kitab Seri Fiqih Kehidupan Jilid 5.

Silakan di share ke yg lain.

bangronay.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar