π΅ MISKIN
Part 2
Sesungguhnya Penyaluran uang Zakat hanya untuk 8 asnaf sesuai dgn surat at-taubah ayat 60
" sesungguhnya zakat2 itu, hanyalah untuk orang2 fakir, orang2 miskin, pengurus zakat ( amil ), para mualaf, budak, orang yg berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yg sedang dlm perjalanan ( ibnu sabil ), sebagai ketetapan yg diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana "
( QS.At-Taubah : 60 )
Dari ayat ini maka kita jabarkan seperti ini :
1. Faqir ✔
2. Miskin
3. Amil zakat
4. Mualaf
5. Budak
6. Berhutang
7. Fisabilillah
8. Ibnu sabil
Tempo hari kita sudah membahas apa itu faqir.
Maka kita sekarang akan membahas apa itu Miskin, bagaimana kriterianya ia disebut miskin dan berhak pula mendapat harta zakat.
π΅ BAHASA
Kata miskin berasal dari kata Al-maskanah yg artinya kerendahan.
π΅ ISTILAH
Secara istilah, miskin diartikan oleh para ulama fiqih ialah :
π₯ Mazhab Syafi'i
Mazhab ini mengatakan bahwa miskin ialah orang yg memiliki sekedar harta atau penghasilan, yg bisa menutup kebutuhan tertentu tetapi belum mencukupi.
( muhgni muhtaj jilid 3 hal.108 )
π₯ Mazhab Hanabilah
Mazhab ini mengatakan bahwa hanya 50% dari hasil yg ia dapat untuk mencukpi kebutuhan hidupnya.
( kasyasyaf al-qina jilid 2 hal.282 )
Jadi intinya dari kedua mazhab ini, bahwa katagori orang miskin ialah mereka yg tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya walaupun ia mempunyai pengahasilan dari berkerja.
Lebih besar pasak daripada tiang yaitu lebih banyak pengeluaran ketimbang pemasukan.
Contoh soal :
Budi bekerja mendapat gaji 2,5 juta tiap bulan, budi single masih bujang. Hidup pun masih numpang dirumah orang tua.
Sedangkan yono mempunyai gaji 4 juta, ia sudah berkeluarga. Rumah ngontrak, Istrinya dua, anaknya 8 orang. Dgn gaji segitu, yono merasa kesulitan dalam memberi nafkah kepada dua istrinya dan 8 anaknya secara cukup. Belum mbayar kontrakan yg tiap tahun naik.
Dalam hal ini yono termasuk orang miskin walaupun gaji ia lebih besar dari budi. Karena beban yono besar dan berat, sedang budi ringan bahkan gajinya sudah mencukupi dan bisa menabung.
π΅ PENGEMIS BELUM TENTU MISKIN
Sering kali kita berpandangan bahwa orang miskin identik dgn pengemis dan peminta2 yg berkeliaran dijalan, di pusat keramaian, tempat ziarah dan sebagainya.
Cara pandang ini sebenarnya agak kurang tepat dan terlalu menyederhanakan masalah.
Dan justru jadi sasaran empuk buat kalangan yg secara sengaja ingin menipu dgn berpuara2 menjadi pengemis.
ππ»Padahal Nabi saw bersabda :
" bukanlah orang yg miskin itu orang yg meminta minta kepada manusia untuk diberi satu atau dua suap makanan, dan satu atau dua butir kurma. Akan tetapi orang miskin itu adalah orang yg tidak memiliki ( rasa cukup dalam hatinya yg membuat dirinya tidak meminta2 kepada orang lain ) dan orang yg tidak menyembunyikan keadaannya, sehingga orang yg bersedekah kepadanya tanpa dia meminta minta "
( HR. Bukhari Muslim )
Rupanya fenomena orang berpura2 miskin dan menjadi pengemis sudah ada dizaman Nabi saw, dan dalam hadis ini berpesan kepada kita jgn sampai ketipu dgn penampilan yg sekilas.
Nyaris disetiap kota besar selalu ada pengemis, jumlahnya bukan satu atau dua tapi ratusan bahkan ribuan. Tersebar di tempat2 strategis seperti pasar, pertokoan, kuburan, bahkan mesjid.
Sudah bukan rahasia bahwa para pengemis itu bekerja tidak sendirian melainkan ada sebuah jaringan yg besar dan teroganisir, lengkap ada koodinator lapangan dan pimpinan serta jaminan keamanan dari berbagai pihak.
Dan ini pun terbukti di tempat tinggal ane yg kebetulan dekat dgn pertokoan jajanan kuliner, dimana kalo mau masuk bulan ramadhan, itu para pengemis bermunculan secara tiba2 dan itu banyak, padahal sebelumnya tidak ada. Datang dari mana mereka para pengemis???
Kenapa hanya di bulan ramadhan saja???
π΅ LEBIH BAIK JADI PENGEMIS
Pernah ketahuan seorang pemuda yg ganti profesi menjadi pengemis. Padahal sebelumnya dia kerja kuli bangunan, dia sehat tidak cacat, tidak juga berpenyakit.
Ketika ditanya kenapa menjadi pengemis??
Jawabanya ialah
Kalo kerja kuli bangunan maksimal cuma dapat 30rb perhari, sedangkan menjadi pengemis penghasilan 30rb itu seminim minimnya, biasanya bisa dapat 3x lipat dari itu, dan mengemis itu tidak menguras tenaga.
Kenapa mesti kerja keras dgn cucuran keringat kalo pengahsilan yg didapat dari hasil mengemis lebih besar dan cuma duduk2 sambil mengulurkan tangan?
π΅ BAGAIMANA MENEMUKAN ORANG MISKIN
Bagaimanakah kita dapat menemukan orang miskin secara hakiki?
Padahal orang2 miskin lebih cenderung menjaga diri dan tidak membuka jati dirinya?
Karena Alquran juga menyebutkan hal itu :
ππ» " kepada orang2 miskin yg terikat dijalan Allah, mereka tidak dapat di bumi, orang yg tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari meminta2. Kamu kenal mereka dgn melihat sifat2nya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yg baik yg kamu nafkahkan, maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui "
( QS.Al-Baqarah : 273 )
untuk mencari mana orang miskin yg original tentunya melalui amil zakat.
Dipundak amil zakat inilah ada amanah besar agar zakat itu sampai kepada mustahik.
Mereka mempunyai tugas melakukan investigasi meluangkan waktu 24 jam sehari secara profesional, komprehensif dan terpadu, untuk menemukan sosok orang miskin yg original.
Semua dilakukan agar zakat tepat sasaran.
Kalo zakat tidak tepat sasaran kan sayang, bisa jadi zakat kita kurang sempurna nilainya di sisi Allah SWT.
Yg ada menjadi penyesalan kalo salah sasaran.
π΅ BAGAIMANA KALO TIDAK MELALUI AMIL ZAKAT
Boleh tidak kalo kita langsung ke mustahik membayar zakat tanpa melalui amil zakat.
Karana kita jarang menemukan adanya amil zakat, kalopun ada hanya dibulan ramadhan saja, itupun zakat fitri.
Memang ada yg namanya BAZIS ( badan amal zakat infaq dan sedekah ) dalam struktur pemerintahan Indonesia. Dan bergerak setiap waktu bukan hanya dibulan ramadhan saja, namun banyak juga orang yg tidak mempercayai kinerja badan amal ini.
Atau bahkan mereka tidak tahu sama sekali ttg adanya BAZIS ini.
Untuk membrikan zakat langsung ke mustahik, sebenarnya boleh2 saja asalakan amil zakat di negara kita ini masih abu2.
Alias masih ga jelas sistemnya dan prosedurnya. Sesuai tidak dgn syariat islam atau malah bertentangan.
Dan untuk memberi zakat kepada orang miskin atau faqir, ada baiknya kita benar2 sudah memahami dan mengetahui secara detail dan jelas bahwa orang itu benar2 miskin, dan hasil survei dan pemantauan itu akurat. Kalo bisa, kita kenal orang miskin tersebut kesehariannya bagaimna, kenal keluarganya, istrinya, anak2 nya dan sebagainya.
Sehingga kita bisa mengenal taraf ekonomi kehidupannya.
Waallhualam...
Sumber :
Kitab Seri Fiqih Kehidupan jilid 4.
Bersambung ke part 3 yaitu Amil Zakat.
#bangronay
bangronay.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar