🔵 FIQIH NEGARA part 14
🤝 KEKELIRUAN DALAM MEMAHAMI BAI'AT
▪1. Bai'at Disamakan Dengan Syahadat
berbaiat dan bersyahadat adalah dua hal yang berbeda, syahadat merupakan salah satu rukun Islam sedangkan bai'at tidak termasuk rukun Islam.
Namun ada segelintir orang yang ikut dalam aliran sesat telah berupaya menyelewengkan pengertian keduanya. sehingga seolah-olah baiat itu syahadat dan Syahadat itu baiat.
tentu saja pengertian seperti ini jelas punya tujuan tendensius dan merupakan bentuk kesesatan yang serius. Padahal dari segi lafaznya saja sudah berbeda.
syahadat itu adalah ikrar tentang masalah Tuhan dan kenabian di mana seorang muslim menyatakan tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah sekaligus ikrar bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah.
Sedangkan baiat itu adalah ikrar untuk mengangkat seorang pemimpin dan siap untuk mentaatinya.
syahadat adalah ikrar dari seorang non muslim menjadi masuk Islam sedangkan, baiat adalah Sumpah atau pengangkatan seseorang untuk dijadikan pemimpin.
Sehingga jelaslah bahwa baiat itu bukan syahadat dan Syahadat itu bukan baiat.
Orang kafir yang tidak mengucapkan syahadat berarti dia belum masuk Islam.
Adapun seorang muslim selain secara nyata dia sudah menunjukkan dirinya sebagai Muslim, secara nyata pun sudah pasti dia melakukan syahadat berkali kali dalam sehari.
sehingga seorang muslim sama sekali tidak memerlukan syahadat ulang, dia adalah muslim karena sejak awal pun memang sudah muslim ketika orangtuanya muslim.
maka sungguh salah dan sesat kalau ada pendapat yang mengatakan bahwa seorang yang sudah muslim harus bersyahadat ulang kalau tidak maka dia adalah orang kafir.
pendapat seperti ini tidak akan lahir dari mulut seorang yang mengerti hukum aqidah kecuali dari kelompok sesat yang berpaham takfiri.
Yaitu aliran sesat yang mudah mengkafirkan orang lain. bahkan fatalnya paham sesat ini adalah berangkat dari asumsi bahwa semua orang di dunia ini pada dasarnya kafir kecuali yang mau setia taklid buta pada kelompok sesat itu.
padahal dalam ilmu akidah yang diajarkan oleh Rasulullah s a w setiap orang itu lahir dalam keadaan muslim.
barulah kemudian kedua orang tuanya yang akan mengajak nya kepada kekafiran, mungkin dijadikan Yahudi, Nasrani atau majusi.
kalau mereka suatu saat mau masuk Islam haruslah membuat pernyataan atau ikrar yang disebut dengan syahadat.
namun bila seorang bayi lahir dari kedua orang tua yang muslim dan tumbuh dalam pendidikan Islam sudah secara otomatis dia menjadi muslim dan sama sekali tidak perlu bersyahadat ulang.
Dan kafir nya seorang muslim itu harus melewati sebuah proses yang bernama murtad ( irtidat ).
selama seorang muslim tidak melakukan hal-hal yang termasuk dalam kategori kemurtadan maka dia adalah muslim 100%.
para sahabat Nabi SAW dahulu awalnya pun masih kafir lalu mereka masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Menjelang hijrah ke Madinah baru ada baiat, ini menunjukkan bahwa syahadat itu bukan baiat dan Baiat itu bukan syahadat.
di dalam Sirah Nabawiyah keduanya dipisahkan oleh jarak waktu hampir 10 tahun.
▪2. Tidak Berbai'at Mati Jahiliyah
ada sebagian kalangan yang berpendapat bahwa baiat itu kewajiban yang bersifat fardhu ain di mana apabila ada seorang muslim tidak pernah berbaiat dalam hidupnya Maka kalau dia mati mati nya mati jahiliyah alias mati dalam keadaan kafir.
pemahaman seperti ini jelas sebuah pemahaman yang keliru besar bahkan bisa menyesatkan.
meskipun ada dalil dari hadis nabi yang sekilas memang bisa dipahami demikian oleh orang awam, namun apa yang dipahami itu bukan pemahaman yang benar.
Di antara teks hadits yang bernada seperti itu adalah hadis berikut :
" barangsiapa yang melepaskan tangan dari ketaatan ia akan bertemu Allah pada hari kiamat dalam keadaan tidak mempunyai hujan dan siapa yang mati dengan tidak ada baiat di lehernya maka matinya seperti mati jahiliyah "
( HR.Bukhari Muslim )
dalam kitab legendaris yang merupakan kitab penjelasan shohih Bukhori, Fathul Bari dan Ibnu Hajar Memberikan komentar tentang pengertian " miitatan jahiliyatan "
Bahwa yang dimaksud dengan kalimat tersebut adalah miitatan bukan maitatan
Miitatan artinya seperti keadaan matinya di jaman jahiliyah, dimana orang jahiliyah dalam keadaan tiada imam yg ditaati karena mereka tidak mengetahui hal itu.
Bukan dimaksud itu adalah mati dalam keadaan kafir.
Oleh : Ustad Ahmad Sarwat.Lc.MA
Sumber : Kitab Seri Fiqih Kehidupan Jilid 18 hal 96
Tidak ada komentar:
Posting Komentar