🔵 CARA LICIK YAHUDI MENGUASAI DUNIA
Part1
Dahulu kita mengenal sistem jual beli yang dinamakan “barter” sebagai cikal bakal alat tukar yang sekarang kini kenal dengan sebutan “uang”.
Pada sejumlah kecil buku sejarah SMP dapat ditemui, setelah masa-masa pertukaran barang dengan barang, masa berikutnya menceritakan tentang alat tukar lain yang dikonversi dalam bentuk emas.
Sistem pertukaran ini dilakukan karena emas dianggap logam mulia yang langka dan tidak bersifat radioaktif (alasan yang telah dirumuskan oleh para ahli).
Dahulu ada 4 unsur logam mulia yaitu Radium, paladium, platinum dan emas.
Radium dan Paladium baru ditemukan pada akhir abad ke-18, dimana proses jual beli telah terjadi jutaan tahun sebelumnya, jadi menyingkirlah kedua unsur ini dari kandidat utama.
Kemudian, Platinum. Seperti yang kita ketahui, Platinum hanya dapat meleleh dan dibentuk pada suhu 16000C, dimana teknologi terkini tidak dapat melakukannya secara efisien dan berbudget murah.
Karena itulah emas tampil sebagai satu-satunya logam yang didaulat menjadi alat tukar resmi semua negara di seluruh dunia.
Namun, seiring berjalannya waktu, alat tukar emas pun ditinggalkan dan diganti dengan lembaran-lembaran kertas bernominal dengan alasan efektifitas dan kelangkaan emas.
Benarkah begini kenyataannya?
Sayang sekali buku sejarah kita tidak menuliskan cerita alasan peralihan tersebut. Dengan demikian, penulis menjjabarkannya satu persatu agar kita semua paham, ada sebuah konspirasi mengerikan di baliknya.
▪ Jasa Penyimpanan Emas & Cikal Bakal Uang Kertas
Tahukah kita bahwa kaum Yahudi dahulu dilarang memiliki tanah di sebagian besar penjuru dunia?
Tentu saja ada ingatan menggelitik tentang hal ini, bahwa sesuai janji Allah, mereka tidak akan mendapatkan tempat di manapun di Bumi ini setelah peristiwa pembangkangan mereka terhadap Nabi Musa ‘alaihis salaam.
Namun kita juga harus cermat memahami sejarah, bahwa mereka adalah kaum yang dikaruniai akal yang cerdas dan keahlian yang luar biasa banyak.
Karena itulah mereka tidak kehabisan cara untuk tetap menjaga eksistensi kaum mereka.
Sejak saat larangan memiliki tanah di Eropa bagi kaum Yahudi dikeluarkan, mereka menjadi kaum terpinggirkan yang tidak memiliki rumah dan harapan.
Karena itu mereka memilih menjadi penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Jasa apakah yang mereka pilih?
Mereka memilih menjadi penjual jasa penyimpanan emas.
Pilihan yang menakjubkan, karena ini berarti, mereka dapat menggunakan emas emas yang mereka dapatkan untuk kembali melipatgandakannya dengan berbagai cara.
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, mereka memang bangsa yang cerdas, namun juga licik. Mulai saat itu, mereka mulai dikenal dengan nama “goldsmith”.
Mereka memulai dengan memberikan sertifikat atas tanda bukti penyerahan emas yang dilakukan orang-orang kepada mereka.
Semakin banyak orang yang menabung, semakin banyak sertifikat yang mereka keluarkan dan semakin banyak emas yang mereka timbun.
Para pemilik emas hanya tinggal menukarkan sertifikat mereka apabila mereka ingin mengambil emas.
Hasilnya, karena banyak sekali orang kaya, emas milik masyarakat tertimbun di gudang penyimpanan Yahudi, sementara kebutuhan masyarakat atas alat tukar sudah mulai tergantikan dengan sertifikat-sertifikat yang mereka miliki. Inilah cikal bakal uang kertas yang beredar hari ini.
Mereka membeli barang dgn sertifkat tersebut, sertifikat tersebut sudah bisa menggantikan emas karena didalam sertifikat tersebut ada nilai emas yg disimpan.
▪ Bank & Praktek Riba
Karena banyaknya emas yang tertimbun, mulailah kaum Yahudi memikirkan cara lain untuk mendapatkan uang. Mereka menyediakan jasa peminjaman Dengan emas dari para investor.
mereka menggunakannya untuk meminjamkan kembali dengan imbalan berlipat. Inilah yang kelak akan kita kenal dengan BUNGA.
Kaum yahudi hanya tinggal menyerahkan sertifikat kepada para peminjam dan menerima emas sebagai pengembalian pinjaman.
Hasilnya? Ini menjadi bisnis paling menguntungkan sepanjang sejarah manusia.
Tidak heran BANK dengan praktek RIBA sudah marak dan sangat jelas, karena yang menciptakan sistem riba mereka adalah Yahudi.
Sistem riba dibuat atas dasar hawa nafsu untuk mencari keuntungan yang besar dengan cara bathil, sehingga Allah subhanahu wata’ala mengharamkannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak orang yang menjadi debitor. Mereka rela antri duduk di bangku panjang untuk mendapatkan pinjaman dari goldsmith.
Bangku panjang (banque) tempat duduk para calon debitor itu yang kemudian menjadi cikal bakal istilah “BANK”.
Dalam waktu tidak terlalu lama, para goldsmith menjadi orang-orang terkaya di dunia.
bersambung... Ke part 2
Abu syahid
Arramah.com